Latar Belakang
Bernalar
kritis merupakan salah satu nilai dari enam nilai profil pelajar Pancasila.
Bernalar kritis perlu ditumbuhkan sejak dini pada diri murid. Murid yang
bernalar kritis akan mampu menafsirkan informasi, membangun koneksi antar
informasi, memahami informasi, menyimpulan informasi dan menindaklanjuti informasi yang diterima
panca indranya dengan baik. Menumbuhkan nalar kritis pada murid dapat
meningkatkan kecerdasan angan-angan (intelligible) sehingga akan berpengaruh baik pada
dasar hidup (biologis) murid. Menumbuhkan nalar kritis pada murid bisa
dilakukan dengan cara mengemas pembelajaran sedemikian rupa dengan pendekatan,
model, metode atau media pembelajaran yang bisa mendorong tumbuhnya nalar
kritis pada murid. Sehingga dengan sendirinya murid bisa terpacu untuk bernalar
kritis.
Salah satu
metode mengajar yang dapat mendorong tumbuhnya nalar kritis pada diri murid
yaitu wawancara. Penggunaan metode mengajar seperti ini memberikan manfaat yang
besar terhadap nalar kritis seorang murid. Untuk bisa melakukan wawacara dengan
baik, seorang murid harus bisa mengekplorasi secara kritis tentang hal yang
akan ditanyakan. Murid harus membaca atau mencari informasi yang ada kaitannya
dengan materi yang akan ditanyakan. Murid harus bisa membuat
pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan dengan baik. Pada pelaksanaannya murid juga dituntut untuk
bernalar kritis dalam bertanya dan menggali pengetahuan dari seseorang. Tanpa
nalar kritis maka tidak semua informasi mengenai pengetahuan yang diperlukan
dapat tergali seperti apa yang diharapkan.
Wawancara yang dilakukan murid dengan seseorang
mengenai materi yang disampaikan guru dapat menumbuhkan nalar kritis pada
murid. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
1.
Murid lebih termotivasi dalam
menggali materi yang disampaikan guru dari lingkungan
2.
Menumbuhkan kegiatan belajar
yang mendorong tumbuhnya nalar kritis pada murid
3.
Tumbuhnya karakter baik pada
diri murid
Deskripsi Aksi Nyata
Untuk menumbuhkan bernalar kritis pada murid dengan metode wawancara, langkah pertama yang dilakukan meminta murid untuk mengeksplorasi materi pelajaran yang nantinya akan dijadikan bahan wawancara, kemudian diminta untuk membuat beberapa pertanyaan yang jawabannya ada di materi tersebut dengan memperhatikan konsep 5 W 1 H (who, what, where, when, why, dan how). Pada tahap ini murid akan terdorong untuk bernalar kritis dalam memahami materi dan membuat pertanyaan. Selanjutnya murid diajak tatap maya melalui aplikasi zoom untuk mengkonfirmasi materi dan pertanyaan yang sudah dibuatkan murid. Pada tahap ini murid diminta untuk membacakan pertanyaan yang berhasil dibuatnya, selanjutnya beberapa murid yang lain diminta untuk mengkritisinya.
Gambar 1. Tatap maya untuk mengkonfirmasi materi dan pertanyaan yang dibuat murid
Setelah murid memahami tentang materi dan tata cara membuat pertanyaan dari materi yang disajikan, murid diminta kembali untuk merumuskan beberapa pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi yang dipelajari tapi jawabnnya tidak terdapat pada buku atau belum disampaikan guru.
Gambar 2. Contoh
pertanyaan yang berhasil dibuatkan murid
Sebagai laporan telah melakukan wawancara
secara kritis, murid diminta untuk membuat video wawancaranya dan
mengirimkannya kepada guru (videonya ada di tautan https://youtu.be/s7zxG8pG7A8 )
Gambar 4. Video kegiatan wawancara oleh murid di youtube
Hasil Aksi Nyata :
Murid mampu
bernalar kritis terhadap materi yang disampaikan guru, hal ini bisa dibuktikan
dari kemampuan murid dalam membuat pertanyaan secara kritis, baik pertanyaan yang jawabanya sudah ada pada
materi yang disajikan atau pertanyaan yang belum ada jawabannya dimateri yang
disajikan. Selain itu, tumbuhnya nalar kritis murid terlihat jelas waktu
melakukan wawancara dengan seseorang yang dianggap memahami materi.
Menumbuhkan bernalar kritis pada diri murid melalui
wawancara tidak tumbuh begitu saja. Sebelum murid melakukan wawancara dengan
seseorang, guru perlu menyajikan pembelajaran dengan tahapan-tahapan atau
sintak pembelajaran yang runtut, misalnya eksplorasi materi, membuat pertanyaan
dari materi, elaborasi materi bersama guru, membuat pertanyaan yang jawabannya
belum tersedia dan pelaksannaan wawancara. Jika guru sudah menyajikan
pembelajaran sesuai tahapannya, dengan sendirinya nalar kritis akan tumbuh pada
diri murid.
Memahami
sintak pembelajaran secara detail agar bisa menentukan tahapan pembelajaran
yang bisa mudah menumbuhkan bernalar kritis murid dengan metode wawancara.