Kamis, 03 Juni 2021

3.1.a.8.1. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi

 Oleh. U. Giri Maulana

Dengan mengadaptasi pandangan pendidikan yang humanis Ki Hajar Dewantara menemukan istilah yang harus dipatuhi dan menjadi karakter, yaitu Patrap Triloka, atau tingkah laku guru yang menjadi panutan murid-murid dan masyarakat, yaitu: Ing ngarsa sung tulada (di muka memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun cita-cita), Tut wuri handayani (mengikuti dan mendukungnya). Filosofi Patrap Triloka dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Keputusan yang diambil seorang pimpinan pembelajaran harus bisa dijadikan contoh oleh lingkungannya terutama murid-muridnya. Supaya bisa dijadikan contoh tentunya keputusan yang diambil harus memperhatikan cita-cita atau harapan orang-orang yang terpengaruh dari keputusan tersebut. Seorang pimpinan pembelajaran harus lebih bijak dalam mengambil keputusan. Apakah keputusannya   bisa mendukung atau memberikan energi positif atau justru jadi sebaliknya.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang yang sudah diyakini kebenarannya tentunya akan berpengaruh pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Seseorang yang sudah meyakini bahwa nilai-nilai individualis harus lebih diutamakan  maka ia akan mengutamakan nilai-nilai pribadinya. Begitu juga seseorang yang lebih mementingkan nilai-nilai sosial tentunya dalam pengambilan keputusan pun akan lebih mengutamakan nilai-nilai sosialnya. Filosofi patrap triloka dapat dijadikan penyeimbang dalam mempengaruhi nilai-nilai yang tertanam. Tepat atau tidaknya keputusan yang diambil tergantung pada nilai-nilai yang tertanam pada diri seseorang.

Membuat keputusan yang efektif pada saat dihadapkan dengan situasi dilema etika atau bujukan moral haruslah menggunakan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah yang dapat digunakan adalah sembilan langkah pengambilan keputusan, yaitu : mengenali adanya nilai-nilai yang bertentangan, menentukan siapa saja yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilemma, membuat keputusan, evaluasi dan refleksi. Pada situasi tertentu sembilan langkah tersebut tidak perlu digunakan semuanya tergantung kepada tingkat kerumitan masalahnya. Efektif atau tidaknya sebuah keputusan bisa dilihat dari langkah-langkah penyelesainya dan dampak positif dari keputusan yang dibuat.  Semakin sederhana langkah-langkah penyelesainya dan semakin  banyak dampak positif dari keputusannya, maka keputusan yang dibuat bisa dinyatakan efektif.

Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan mempengaruhi keputusan dalam menyelesaikan masalah moral atau etika pada situasi dilema etika atau bujukan moral. Nilai-nilai yang dianut ini akan mempengaruhi prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat oleh pendidik yang lebih mengutamakan prinsip berbasis hasil akhir akan berbeda dengan keputusan pendidik yang lebih mengutamakan prinsip berbasis peraturan atau berbeda juga dengan pendidikan lebih mengutamakan prinsip berbasis rasa peduli.

Tepat atau tidaknya keputusan yang diambil oleh sorang pendidikan dapat berpengaruh pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Seorang pendidik dituntut untuk bisa memahami situasi dan kondisi permasalahan yang muncul. Tidak selamanya prinsip berpikir berbasis peraturan dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Tidak selamanya prinsip berpikir berbasis hasil akhir juga menghasilkan keputusan yang tepat. Begitu pula dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli bisa menghasilkan keputusan yang lebih tepat. Seorang pendidik harus lebih bijaksana dalam menggunakan prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Seorang pendidik harus bisa memprediksi prinsip yang mana yang bisa menciptakan keputusan yang dampak positifnya lebih banyak.

Menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika akan terasa lebih sulit jika stakeholders yang terlibat memiliki prinsip-prinsip yang berbeda. Pengambil keputusan dengan prinsip tertentu tentunya akan mendapat penolakan stakeholders yang menggunakan prinsip yang berbeda. Meskipun demikian keputusan akan lebih efektif jika pengambil keputusan lebih bijaksana dan berfikir secara holistik.

Pada akhirnya keputusan yang diambil oleh seorang pendidik akan berpengaruh kepada pengajaran yang memerdekakan murid. Pendidik yang bijak dalam mengambil keputusan akan memahami keputusan yang seperti apa yang berpihak pada murid. Pendidik harus berpikir secara holistik dalam mengambil keputusan, untuk mengakomodir semua kepentingan. Pada situasi tertentu, adakalanya peraturan yang dibuat terlalu membatasi pengajaran yang memerdekakan murid. Disinilah pentingnya pendidik lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Pendidik harus memahami prinsip yang mana yang akan digunakan sebagai acuan.

Keputusan yang buat seorang pendidik akan berpengaruh kepada murid-muridnya. baik atau tidak nya pengaruh yang diterima murid tergantung pada baik atau tidaknya keputusan yang dibuat. Dengan memberi nilai-nilai positif, menciptakan rasa nyaman pada murid merupakan motivasi seorang pendidik  dalam mengambil keputusan. Seorang pendidik dengan berbagai cara pasti akan memberikan yang terbaik untuk siswanya oleh karena itu keputusan yang baik pula untuk perkembangan siswanya.

Kesimpulan akhir terkait modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya merupakan suatu tidak terpisahkan untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar pada murid, Ki Hajar Dewantara dalam menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya  sendiri, sekolah maupun masyarakat. Selain itu juga dimana proses pembelajaran di seorang pendidik harus bisa melihat kebutuhan belajar pada anak serta mengelolah kompertensi social emosional dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pendekatan Coaching juga merupakan salah satu pendekatan yang  membantu siswa dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri dan hal inilah yang merupakan salah satu trik sebagai seorang pendidik bisa mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa lewat pertanyaan-pemantik saat coaching. Sebagai seorang guru penggerak juga harus mengetahui permasalahan yang dialami oleh rekan sejawat dalam proses pembelajaran dan coahing dapat menemukan jawaban atas setiap pertanyaan untuk menemukan solusi maka terciptalah budaya postif pada lingkungan belajar di sekolah dan komunitas praktisi. Para pendidik yang mampu membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan cita-cita guru masa depan, dan proses pengambilan keptusan berdasrakan dilema etika.

PROSES PENYUSUNAN KESEPAKATAN KELAS PADA MASA PEMBELAJARAN DARING

            Penyusunan kesepakatan kelas pada masa pembelajaran jarak jauh dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp da...