Selasa, 16 Februari 2021

Tugas_2.1.a.9. Koneksi Antar Materi (Unggah Tugas) - Modul 2.1

Konsep Dasar Pembelajaran Berdiferensiasi

Oleh : U. Giri Maulana

Guru dan murid harus berkolaborasi untuk menciptakan kedalaman spiritual, intelektual, untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia. Guru dan murid merdeka belajar yang berkolaborasi bersama menggali dan mengembangkan potensi siswa dan mengakomodasi karakteristik masing-masing untuk mewujudkan student wellbeing. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi, memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, penilaian berkelanjutan, refleksi guru dan pengelolaan kelas yang efektif.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merancang pembelajaran yang berdiferensiasi adalah :

1.    Mentapkan tujuan pembelajaran dengan cara menentukan kompetensi dasar dan menentukan tujuan pembelajaran

2.    Memetakan kebutuhan murid di kelas kita, minimal di dasarkan pada tiga aspek yaitu : kesiapan belajar (readness murid), minat murid dan profil belajar murid.

Kesiapan belajar murid adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda.  Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya: 

  • Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar;
  • Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;
  • Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan;
  •  Meningkatkan motivasi murid untuk belajar

Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid

Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri.  Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Beberpa hal yang perlu diperhatikan diantaranya : lingkungan, budaya, visual, auitori, kinestetik

Untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran murid diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROSES PENYUSUNAN KESEPAKATAN KELAS PADA MASA PEMBELAJARAN DARING

            Penyusunan kesepakatan kelas pada masa pembelajaran jarak jauh dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp da...